Lampung Selatan,Memoterkini.com –  Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan sebuah negara demokrasi dimana keberadaan dari kebebasan berpendapat adalah sebuah aspek yang sangat penting. Kebebasan berpendapat dapat diperjelas sebagai sebuah kritikan atau penyampaian pendapat yang dilontarkan oleh seluruh elemen masyarakat dan ditujukan kepada seseorang atau suatu kelompok. Kritik dapat muncul dalam berbagai macam bentuk. Akan tetapi, kritik yang akan penulis bahas pada tulisan ini ialah kritik yang diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah. 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Seperti saat ini menjelang pencalonan Pilkada serentak di tahun 2024, dari berbagai kalangan elemen masyarakat Kabupaten Lampung Selatan, salah satunya, Ormas, LSM, Tokoh Masyarakat, tokoh Adat hingga pakar hukum sekalipun mengkritik adanya “Slogan” di gambar/Poto Bupati Lampung Selatan H.Nanang Ermanto yang bertuliskan “Kabupaten Ini Sudah Banyak Memberi Untuk Diri dan Keluargamu, Tapi Apa Yang Sudah Kau Berikan Untuk Kabupaten Ini.

Tersebarnya Poto Bupati Lampung Selatan H.Nanang Ermanto yang berdiri gagah sambil mengangkat satu jari yang berlatar belakang logo Kabupaten Lampung Selatan itu, menuai bincangan hangat di kalangan Elemen masyarakat di berbagai grup Wastshap hingga ke masyarakat umum.

Salah satunya di grup “Lampung Berbenah” beberapa elemen masyarakat Lampung Selatan mengeluarkan kritikan pedas terhadap “Slogan” yang dilontarkan dalam gambar/Poto H.Nanang Ermanto, orang nomor satu di Kabupaten Lampung Selatan itu.

Bahkan, sudah beberapa hari semenjak tersebarnya Poto/gambar Bupati Lampung Selatan yang berdampingan dengan tulisan ber “Slogan” itu, terlihat secara langsung elemen masyarakat sepertinya kurang setuju

Seperti dikatakan salah satu kritisi, Andi Azis selaku Ketua Dewan Anak Adat Lampung Selatan (DAALS) dengan lantangnya mempertanyakan yang dimaksud dalam Slogan berdampingan di Poto/gambar Bupati Lampung Selatan.

Apa maksud dalam tulisan “Slogan” yang dimaksud Bupati Lampung Selatan itu, apakah tulisan itu bertujuan untuk dirinya sendiri atau di tujukan untuk masyarakat umum yang berada di Lampung Selatan ini,”tanyanya, pada tanggal 05 April 2024

“Kalau kita tela’ahi itu ada beberapa kemungkin artinya, yang pertama seperti seolah dirinya sudah banyak berbuat di Kabupaten Lampung Selatan ini, dan berharap imbalan semata dengan rakyatnya, atau mungkin ada pengertian lain bagi dirinya selaku orang nomor satu di Kabupaten ini,”ucap Andi Azis Selaku Ketua DAALS

Selanjutnya, Andi Azis juga mengingatkan kembali agar diperjelas apa arti isi tulisan yang berdampingan di potonya yang sudah bertebaran itu, agar masyarakat awam pun mengetahui isi dan artinya dalam tulisan itu, “ungkapnya

“Cobalah mending pokus saja dulu di Kewajiban kita sebagai pemimpin di Lampung Selatan ini, biar masyarakat sejahtera,”

Selain itu Ketua DAALS juga menyinggung persoalan timbulnya pemberitaan dengan kurangnya maksimal mensejahterakan Aparat desa yang selalu mengeluhkan gajih selalu telat dalam penyaluran dan Insfratruktur masih banyak jalan penghubung yang masih rusak parah bak kubangan kerbau.

“Intinya pokus saja dulu bekerja, lihat jeritan rakyatnya dimana aparatur desa di Lampung Selatan ini perlunya disejahterakan tanpa ada gajih mandek hingga berbulan – bulan, “nggak usah menunjukkan siapa dirinya dan siapa masyarakatnya,”ungkapnya

Dalam pantauan media ini, Sementara, dibeberapa grup dibanjiri komentar mempersoalkan “Slogan” yang tertulis di potonnya orang nomor satu di Lampung Selatan itu, bahkan ada pula masuk ke meja jurnalis media ini.

Isi dalam komentar tersebut !

“Kata – kata yang benar itu, bila menirukan seperti Negarawan yang benar seperti ini, “Jangan tanya apa yang diberikan bangsa dan Negara padamu ? Tapi tanyakan pada dirimu apa yang telah kau berikan pada bangsa dan Negaramu (Bung Karno)

“Ucapannya yang itu pastinya mengutip dari kata kata bung Karno, Sekarang saya bertanya sebagai masyarakat Lampung Selatan, apakah yang sudah kau berikan selama anda menjadi Bupati Lampung Selatan ? sudah mensejahterakan rakyat kah ? Apa mensejahterakan diri sendiri,” tulisan salah satu kritikan berinisial R.

(*)