Gresik,Memoterkini.com – Pembangunan peningkatan sarana dan prasarana di wilayah pedesaan kini banyak menjadi sorotan, kali ini salah satunya di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Proyek pekerjaan pembangunan TPT ( tembok penahan tanah ) yang berfungsi untuk memperkokoh sisi tanah jalan dari bahaya longsor di desa Gedongkedo’an, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Baru berumur 1 bulan, kondisi bangunan dinding tembok sudah retak diduga tidak sesuai dengan petunjuk teknis.

Hasil penelusuran awak media di lapangan dan beberapa informasi yang digali, ditemukan dua titik pekerjaan pembangunan TPT ( Tembok Penahan Tanah ) di wilayah desa Gedongkedo’an kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik.
Dari kedua pekerjaan tersebut diduga tidak sesuai spesifikasi dan terkesan dikerjakan asal jadi. Pasalnya saat team awak media datang ke lokasi pembangunan banyak yang sudah retak – retak.
Selanjutnya untuk pemasangan batu dinding terlihat banyak celah atau rongga – rongga batu yang luput dari spesi hal tersebut dimungkinkan kurang profesional, tukang dalam melaksanakan sebuah pekerjaan fisik dan atau minimnya pengawasan dari pihak terkait sehingga terlintas ada pembiaran.
Ironisnya dari kedua pekerjaan tersebut tanpa disertai dengan papan nama proyek, sebagai bentuk transparasi untuk diketahui masyarakat secara umum, hal itu sesuai amanat UU nomor 14 tahun 2008, terkait KIP ( Keterbukaan Informasi Publik ) yang mana disebutkan bahwa sebuah pekerjaan dan papan nama proyek adalah satu paket dan masyarakat dapat ikut serta dalam pengawasan.
Kepala desa Gedongkedoan, Ashari sekaligus ketua AKD saat diberitahu sambil menunjukan gambar perihal bangunan tersebut serta diminta keteranganya diruang kerjanya bukan berterimakasih.
Namun sebaliknya, Kades malah mencak – mencak dan maki – maki wartawan dengan berkata kata tidak elok dan tidak pantas untuk diucapkan oleh seorang Kades.
Sesuai Fakta dan data yang ada, Kades Ashari dengan nada tinggi dan terang terangan menantang wartawan untuk menulis pekerjaannya, lebih dari pada itu kades juga mengatakan bahwa wartawan yang datang dianggap mencari cari dan pemerasan.
Kades Ashari juga mengatakan Dengan bahasa Jawa,” kabeh wartawan Nok Gresik mas kartu Karo rahasia e tak cekel kabeh mangkane gak wani beritakno gonku, lek awakmu wani wes beritakno gonku gak Popo.
“Semua wartawan yang ada di Gresik kartu dan rahasianya saya pegang semuanya mangkanya gak ada yang berani Beritakan saya, kalau Kamu berani sudah kamu beritakan saya tidak apa- apa, sampean bisa nulis aku juga Bisa nulis sampean mas,” ucap kades. (Tim)