memoterkini.com, Lampung Selatan – Musim kemarau yang disebabkan oleh El Nino menjadi fenomena alam yang kerap menghantui para petani di Kabupaten Lampung Selatan, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan meminta para petani lebih cermat dalam pemilihan varietas untuk tahan kekeringan dan pengelolaan sumber air.
Saat diwawancarai oleh Tim IWO Indonesia Lampung Selatan, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Bibit Purwanto mengatakan, dalam upaya mencegah dan mengurangi dampak dari El Nino petani harus lebih cermat dalam pemilihan varietas tahan kekeringan dan pengelolaan sumber daya air yang akan di damping para penyuluh pertanian.
“Cuaca ekstrem yang berakibat kekeringan efek dari fenomena el nino, sehingga banyak lahan pertanian yang mengalami kekeringan dan ini bukan hanya di Lampung Selatan saja tapi se Indonesia dan di beberapa Negara Luar,” ungkapnya. Senin (09/10/2023)
Ia menambahkan, El Nino merupakan fenomena alam yang terjadi suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya sehingga penurunan curah hujan.
“Tentunya menyebabkan kekeringan berkepanjangan, mengurangi ketersediaan air untuk pertanian dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen,” ujarnya.
Ia juga menerangkan langkah pertama antisipasi adalah melalui Asuransi Usaha Tani Padi yang telah melindungi kurang lebih 1000 hektar lahan sawah, sehingga jika ada petani yang gagal panen akibat El Nino maka bisa mengajukan klaim kepada Jasindo, dengan nilai penggantian kerugian yang akan dibayarkan oleh Jasindo maksimal mencapai Rp. 6 juta per satu hektar.
Kemudian telah dilakukan pula sosialisasi secara masif kepada petani oleh balai badan penyuluh pertanian kecamatan mengenai pengelolaan air, perbaikan saluran irigasi secara swadaya serta penyaluran bibit tanaman yang dalam pertumbuhannya tidak membutuhkan konsumsi air yang banyak.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, pemerintah daerah melalui Dinas TPHBUN memberikan bantuan program Optimalisasi Penambahan Indeks Pertanaman (OPIP), serta mengusulkan kepada Kementerian Pertanian melalui Direktorat Prasarana Sarana Pertanian untuk mendapatkan pompa air tambahan guna meningkatkan debit air.
Program OPIP, lanjut dia, dilakukan di beberapa Kecamatan. Program ini melibatkan pemberian varietas padi tahan kering (Inpari 32), pupuk NPK non-subsidi, pupuk remah, pupuk mikro, dan pupuk hayati untuk menjaga ketersediaan unsur hara agar desa-desa tersebut tetap dapat menanam 3 kali dalam setahun.
Bibit juga menegaskan,”bahwa El Nino merupakan anomali suhu permukaan laut yang rendah, sehingga air sulit menguap dan membentuk awan hujan atau curah hujan menurun drastis,” pungkasnya dengan tegas. (tim iwoi Lamsel/HPW/susimah)