Kediri,memoterkini – Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam mengungkap rasa syukurnya kepada Sang pencipta.
Seperti yang dilakukan oleh pasangan suami – isteri KH.Asyifa’i dan Siwuh Ariasih warga Dusun Jimus Desa Karang Anyar Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Pemilik dan pengasuh pondok pesantren Ash-Ludiniyah mengasuh santriwan – santriwati yang mempunyai keistimewaan. Keadaan pondok yang sepi dan gerbang yang selalu terkunci dari dalam membuat rasa penasaran siapapun yang melihatnya.
Ada yang berbeda dari pesantren pada umumnya. Disini para santriwan – santriwatinya mempunyai keistimewaan dan mendapat perlakuan yang istimewa juga. Pengasuhnya yang terlihat sabar dan telaten dalam memberikan bimbingan dan pengajaran serta pengawasan yang ekstra sabar kepada para santriwan – santriwatinya yang ternyata semua penderita gangguan mental ( ODGJ ).
Pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 1998 ini sudah banyak meluluskan santriwan – santriwati dari berbagai daerah baik dari dalam maupun dari luar pulau yg ada di Indonesia dengan keistimewaan yang dibawa dan kembali pulang ke tengah keluarga dan masyarakat dalam keadaan yang sehat lahir dan batin.
” Kami mendekati mereka dengan kasih sayang dan merangkul mereka dengan ketulusan. Dan memperlakukan mereka sebagaimana manusia pada umumnya. Tak ada silah dan sekat.”
” Tidak ada obat atau pun ramuan khusus yang kami berikan kepada mereka. Kami hanya mengajaknya untuk beribadah dan bersolawat. Mengajarkan mereka mengaji/ membaca Alqur’an. Itu saja saja kok.” Jelas Ustad Asyifa’i.
“Hanya ini yang bisa kami lakukan untuk mereka saudara – saudara kita yang istimewa itu. Dan ini sebagai wujud rasa syukur kami kepada Sang pencipta yang telah memberi kami kelapangan hati dan kesabaran dalam mengurus dan merawat mereka yang membutuhkan uluran tangan dan dukungan kami.”
Ditanya soal harapan kedepan para santriwan dan santriwatinya jika sudah benar – benar bisa kembali hidup normal ditengah keluarga dan masyarakat. Ustad Asyifa’i menjelaskan dengan penuh perasaan. ” Mereka bisa hidup normal kalau lingkungan mendukungnya terutama keluarga. Tolong terima mereka dengan tangan terbuka. Karena mereka juga sama seperti kita.” Jawab beliau dengan santun.
( Nurni kdr )