Tuban,Memoterkini.com – Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, SE meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban untuk berinovasi dan melakukan pengembangan tentang cara penyampaian program stunting kepada masyarakat. Hal ini akibat hasil penanganan stunting yang dinilai masih kurang efektif dalam satu tahun terakhir, sehingga walaupun ada pengurangan masih sangat kecil.
Menurut Mas Bupati, seluruh program secara menyeluruh telah berjalan dengan baik, namun diperlukan model pendekatan yang lebih kreatif dan dekat dengan pemahaman masyarakat. Pendekatan yang dilakukan saat ini, menurutnya masih tidak familiar di kalangan masyarakat awam. Istilah-istilah akademis harus disederhanakan agar mudah dipahami.
“Cara penyampaian perkara stunting masih terlalu kaku, sehingga membosankan hingga tidak dipahami dengan baik, maka dari itu melibatkan semua unsur tokoh masyarakat yang berpengaruh di kalangan warga disitu,” jlentreh Mas Lindra saat membuka Rembuk Stunting di Ruang Rapat Lantai 3 Setda Tuban.
Metode yang digunakan diharapkan bisa ngena ke masyarakat, “bisa lewat pendekatan budaya, masuk ke pengajian misalnya, ajak Bu Nyai, Pak Yai untuk sampaikan pentingnya penanganan stunting, atau ke acara arisan,” jelas Mas Lindra
Ia juga menegaskan, penyelesaian masalah stunting diperlukan koordinasi dan sinergi yang intensif antar OPD dan lembaga. Dengan adanya Rembuk Stunting yang melibatkan pihak terkait seperti Camat, Kepala Puskesmas, OPD terkait, Organisasi Wanita, hingga akademisi, diharapkan dapat melahirkan kebijakan nyata yang bisa diimplementasikan segera, dan efektif. Evaluasi kegiatan juga harus terus dilakukan, agar muncul metode penyelesaian baru yang adaptif dan dekat dengan masyarakat.
Saat ini, angka stunting di Kabupaten Tuban masih di angka 24,9 persen. Mas Lindra menargetkan turun menjadi 17 persen di akhir tahun 2023, dan 14 persen di tahun 2024 sesuai target nasional. “Untuk itu, acara seperti ini jangan seremonial saja, namun harus ada output nyata setelah ini. Saya menunggu ide-ide dan inovasi baru bapak-ibu,” tegas Mas Lindra.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (DInkes P2KB) Bambang Priyo Utomo mengatakan, pihaknya akan segera melaksanakan instruksi Mas Bupati untuk melakukan metode pendekatan budaya kepada masyarakat pada program penurunan angka stunting. “Iya, segera kita laksanakan dengan Forkopimka masing-masing, agar lebih memasyarakat,” ungkapnya.
Perihal target, Bambang yakin akan bisa mencapai angka 17 persen di akhir tahun ini. “Semua program akan secara maksimal kita lakukan, agar angka penurunan terjadi secara signifikan,” kata Bambang.
Hadir dalam acara tersebut, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Wakil Bupati Tuban Riyadi, Forkopimda, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sekda Budi Wiyana, Kepala OPD, Camat, Ketua TP PKK, Bunda Paud Kabupaten Tuban, seluruh organisasi wanita di Kabupaten Tuban, pimpinan perusahaan, rumah sakit, akademisi, kepala Puskesmas, bidan desa, hingga pemerintah desa lokus stunting, serta seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban.
Dalam acara Rembuk Stunting tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan pernyataan komitmen bersama pelaksanaan percepatan penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Tuban oleh seluruh Forkopimda, Kepala OPD dan segenap TPPS Kabupaten Tuban. (Red)