Gresik, Memoterkini – Pengerjaan proyek rehabilitasi paving jalan lingkungan Desa Betiting, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik nampaknya hanya jadi lahan keuntungan bersama.
Betapa tidak, pengerjaan rehab paving jalan yang menyerap dana desa (DD) tahun 2024 sebesar Rp 127.109.000 ini hanya dengan Volume P : 72 M x L : 4 saja.
Bahkan, hampir 60% pengerjaan proyek rehab jalan lingkungan yang tengah berlangsung ini diduga menggunakan material paving bekas bangunan sebelumnya.
Menurut salah satu pekerja proyek, pada awak media ini mengatakan memang pengerjaan proyek tersebut hanya peninggian saja dan paving lama ditata ulang.
“Selanjutnya menggunakan paving baru dan masih menunggu pengiriman,” ujarnya.
Sementara terungkapnya dugaan penyimpangan pengerjaan proyek tersebut, Musholi Kades Betiting saat dikonfirmasi pada Kamis (26/09) berdalih,” jika nanti akan dibelikan paving barunya,” kilahnya.
Namun saat awak media ini melakukan kroscek di lapangan pada Sabtu (28/09) ke lokasi bangunan tersebut masih belum nampak paving baru yang dijanjikan Kades Musholi.
Tentunya dalam hal ini diduga kuat besarnya dana yang dianggarkan untuk pengerjaan proyek rehab jalan lingkungan tersebut diduga terindikasi mark-up.
Yang terpenting, para oknum perangkat desa yang terlibat dalam penanganan proyek tersebut dapat mengeruk keuntungan yang lebih besar.???
Sehingga pantas besaran dana yang diserap itu jika dibandingkan dengan volume atau mutu dan kualitas bangunan nampaknya terlalu besar biaya yang digunakan.
Sementara, Adanya dugaan penyimpangan dalam pengerjaan proyek rehab jalan di Desa Betiting ini, menurut masyarakat sebagai salah satu bukti buruknya sistem pengawasan dari pihak terkait yang mempunyai wewenang.
Mungkinkah buruknya pengawasan Dinas terkait khususnya inspektorat Gresik maupun aparat penegak hukum setempat ini ada aliran dana keamanan untuk kegiatan proyek.??
Sebab, adanya dugaan penyimpangan pengerjaan proyek seperti ini bukan kali ini saja terjadi, bahkan sebelumnya di desa lainnya di Kabupaten Gresik juga sudah banyak diberitakan oleh media beberapa tahun ini.
“Akan tetapi ramainya pemberitaan itu terkesan hanya diabaikan begitu saja, dan terpantau tidak ada tindakan tegas terhadap para oknum perangkat desa yang diduga kerjakan proyek yang tidak sesuai spek, yang berakibat buruk terhadap kualitas bangunan,” tandas masyarakat yang enggan disebutkan namanya. (Black)