Lampung Selatan, Memoterkini.com – Kelalaian dari pihak Rumah Sakit Bob Bazar Kalianda sudah sangat jelas di perlihatkan dimata umum pasien, kali ini, terjadinya nasib pasien bernama Marlina (33) Warga Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, tak dapat kepastian saat dirujuk di Rumah Sakit Bob Bazar (RSBB) Kalianda, yang ingin melahirkan bayi kembar dalam kondisi dinyatakan sudah meninggal. Pihak rumah sakit akan tetapi malah dilakukan induksi, sehingga bayi tak kunjung lahir.
Menurut keterangan dari salah seorang pekerja sosial yakni diwakili Chandra Ketua DPC. JPKP Kecamatan Sidomulyo, selaku pendamping pasien menuturkan bahwa sebelumnya pasien sudah melakukan USG disebuah klinik Siti Khodijah bertempat di kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda.
“Dari hasil USG tersebut dinyatakan bayi kembar yang didalam kandungan sudah meninggal, berusia 7 Bulan, lalu dilanjutkan dirujuk ke rumah sakit Bob Bazar Kalianda, guna untuk dilakukan operasi,” ungkapnya.
Sampainya di RSBB Kalianda pada Hari Jum’at, 22 Desember 2023, ditangani langsung oleh pihak UGD dan dilakukan sunting perangsang, saat itu dokter yang menangani adalah Dr. Puspita Sari.
“Setelah kami konfirmasi kenapa dilakukan Induksi ? “menurut keterangan si dokter akan dilakukan lahir secara normal, sehingga dilakukan induksi atau obat perangsang,” jelasnya.
Chandra melanjutkan, Induksi dilakukan selama 6 (Enam) Jam sekali sebanyak 5 (Lima) kali, akan tetapi tidak ada reaksi hingga sampai malam, dimungkinkan karena si bayi sudah meninggal. Sangat disayangkan sampai keesokan hari Sabtu (23/12/2023) si pasien belum juga dilakukan penanganan secara serius atau dilakukan operasi.
“Kamipun sudah mengkonfirmasi langsung ke Dirut Rrumah sakit Bob Bazar Kalianda, dan hanya mendapat jawaban kata santai, bahwa harus disuntik perangsang dahulu. Sepertinya lagi – lagi terkesan sangat jelas bahwa pihak RSBB Kalianda abaikan keselamatan nyawa pasien, sepertinya terlihat tebang pilih terhadap pasien” tegasnya.
Menurut suami pasien yang bernama Khoiruloh sangat merasa kecewa sekali apa yang sudah dilakukan oleh pihak RSBB Kalianda, “Bagaimana cara penanganannya dalam pengambil tindakan seperti ini, saya jelaskan pihak RSBB sangat jelas tidak beres dalam menangani pasien. Sejak masuk 1×24 jam tidak ada tindakan atau penanganan sama sekali oleh dokter, hanya perawatnya saja. Jadi mana dokternya, kami hanya pasien yang butuh dikasihani serta penanganan yang pasti,” ungkapnya dengan penuh kekecewaan.
Lebih lanjut, “Sewaktu saya berpikir untuk out/ Keluar dari rumah sakit, adik kandung saya mengatakan kepada dokter, kalau diambil tindakan sesar sekarang bisa bu, kalau bayar di luar BPJS. Jawabnya dokter yakin mau di sesar. Terus adek saya mengatakan tapi bisa ya bu, jawabnya dokter bisa.
Dan saya kembali bertanya, berapa kira-kira bu biayanya, dan dokter menjawab, waduh kalau biaya belum bisa kita perkirakan.
“Jadi dalam dugaan kesimpulan saya menilai dari jawaban dokter tersebut, berarti tidak diambilnya tindakan langsung sesar, karna kita pake BPJS,” terangnya.
Dan akhirnya pihak keluarga pasien memutuskan untuk Out dari RSBB, merasa sangat kecewa sekali atas pelayanan RSBB Kalianda yang terkesan menyepelekan nyawa pasien. (*/IW)
sumber : Global Drafnews.com