Memoterkini.com – Pelaksanaan proyek pembangunan pavingisasi di Desa Sumput, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, menuai protes dari warga. Proyek yang baru dilaksanakan ini dinilai tidak memenuhi standar kualitas dan menjadi sorotan publik karena berbagai masalah teknis serta transparansi yang minim.
Berdasarkan informasi warga, senin 06 januari 2025.
pelaksanaan proyek ini tidak dilengkapi dengan papan informasi proyek, sehingga sumber dana dan anggaran tidak diketahui masyarakat. Hasil pekerjaan pavingisasi yang belum selesai 100% sudah menunjukkan kerusakan, seperti permukaan bergelombang, ambles, dan paving yang pecah di berbagai titik.
“Pembangunan ini tidak dipadatkan dengan baik. Tanah liat hanya ditaburi pasir yang sangat tipis, sehingga paving mudah ambles saat dilewati kendaraan,” ungkap seorang warga yang enggan disebut namanya. Ia menambahkan, bahkan kendaraan roda dua yang ringan sekalipun membuat paving bergoyang.
Ketika tim investigasi dari DPP Generasi Muda Peduli Aspirasi Masyarakat (GEMPAR) bersama beberapa media tiba di lokasi proyek, Kepala Desa Sumput, Sutaji, terlihat menghindar dan menolak memberikan keterangan. Hal ini menambah kecurigaan warga terhadap dugaan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proyek.
Seorang warga yang bekerja di lokasi proyek, berinisial TS, mengungkapkan bahwa kejadian proyek bermasalah seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi di bawah kepemimpinan Sutaji. “Sudah sering ada proyek seperti ini, tanpa informasi jelas tentang sumber dana. Warga menyebutnya proyek iblis,” katanya dalam bahasa Jawa.
Minimnya transparansi dengan tidak adanya papan anggaran dianggap melanggar Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Selain itu, pelaksanaan proyek yang terkesan asal-asalan menunjukkan ketidakpatuhan terhadap rencana anggaran biaya (RAB) yang telah disusun sebelumnya.
Camat Driyorejo, M. Amri, ketika dikonfirmasi oleh media, hanya memberikan tanggapan singkat, “Terima kasih atas informasinya, nanti akan kami tindak lanjuti.”
Sementara itu, Wakil Sekretaris DPP GEMPAR, Bang Tyo, menyayangkan buruknya hasil pembangunan yang didanai puluhan juta rupiah ini. “Pelaksanaan pavingisasi di Desa Sumput terkesan buang-buang uang karena hasilnya tidak maksimal,” ujarnya.
Bang Tyo berjanji akan terus memantau perkembangan proyek tersebut dan siap melaporkan ke instansi terkait jika tidak ada perbaikan dalam waktu dekat. “Kami akan pantau terus. Jika tidak ada perbaikan, kami akan melaporkan ke pihak terkait agar hal seperti ini tidak terulang lagi,” tegasnya.
Proyek pavingisasi Desa Sumput kini menjadi perhatian publik, dengan harapan pemerintah setempat segera bertindak untuk memperbaiki kualitas pembangunan dan meningkatkan transparansi kepada masyarakat.
(Yt/tim)