Malang, memoterkini – Sekandal peredaran rokok tanpa pita cukai di Kabupaten Malang bukan lagi rahasia, melainkan aib yang dipertontonkan.

Aparat penegak hukum, dari hulu hingga hilir, dituding telah mengkhianati tugasnya dengan membiarkan pabrik-pabrik gelap beroperasi bebas, seolah-olah hukum hanya berlaku bagi rakyat kecil.

Fokus tajam kini tertuju pada Kecamatan Gondanglegi, di mana sebuah pabrik rumahan di Jalan Kauman Panggung Rejo yang memproduksi rokok ilegal, terpantau kembali beroperasi dengan santai, tak tersentuh jerat hukum.

Bahkan Kejanggalan pun kian mencapai puncaknya pada kasus rokok merek JB yang diduga diproduksi oleh Umi Choiriya. Informasi mengejutkan, bahwa pabrik ini sudah pernah ditindak oleh pihak Beacukai sekitar dua bulan lalu.

Lantas, muncul pertanyaan yang menusuk, Jika sudah pernah ditindak karena melanggar hukum, mengapa pelaku tidak ditahan dan diproses pidana oleh para pihak terkait atau penegak hukum?

“Dan justru faktanya pabrik ini kembali mengepulkan asap produksi—merugikan negara dari sektor cukai—hanya dalam hitungan minggu setelah “ditindak” adalah bukti nyata adanya kegagalan sistemik” ucap publik

Mengingat setiap bungkus rokok ilegal yang lolos dari pita cukai berarti kerugian miliaran rupiah bagi APBN, uang yang seharusnya digunakan untuk membangun fasilitas publik dan membiayai layanan kesehatan masyarakat.

Saat pabrik gelap di Gondanglegi diizinkan beroperasi, itu bukan hanya soal cukai, itu adalah cerminan betapa rapuhnya wibawa hukum di Kabupaten Malang. Ini adalah penghinaan terhadap upaya pemerintah menertibkan barang ilegal.

Kapolres Malang dan Kantor Beacukai diminta segera menjawab, Mengapa pelaku rokok ilegal begitu kebal hukum? Apakah ada oknum di institusi Anda yang terlibat dalam “permainan” ini?
Publik menuntut agar skandal Gondanglegi ini dibongkar tuntas.

Jika aparat tidak segera bertindak tegas, asumsi bahwa hukum bisa dibeli akan menjadi kebenaran yang tidak terbantahkan.
Bagaimana Anda melihat tantangan penegakan hukum dalam kasus rokok ilegal ini? Apakah ini murni kelalaian, atau memang ada unsur kesengajaan?