Lamongan, MemoTerkini.com – Proyek pembangunan jalan rabat beton di Dusun Ragas Lor Desa Katemas, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, diduga untuk ajang meraup keuntungan. Pasalnya, pengerjaan jalan tersebut disinyalir tidak sesuai standar dan asal asalan selain itu juga tidak mementingkan kualitas bangunan. Kamis (17/10/2024).
Pembangunan jalan rabat beton di Desa Katemas tersebut berdasarkan papan informasi yang terpasang di sekitar lokasi menggunakan dana desa dengan total anggaran Rp. 50.000.000 ( Lima Puluh Juta Rupiah) dengan volume panjang 57 meter, lebar 3,5 meter, Ketebalan/Tinggi 0,15 meter.
Namun yang menjadi perbincangan dan kasak kusuk dimasyarakat untuk tahun anggaran Proyek pembangunan rabat beton yang menggunakan Dana Desa tersebut tidak dicantumkan, selain itu juga pembangunan rabat beton tersebut yang baru saja selesai dibangun sudah rusak parah.
Nampak terlihat jelas saat tim investigasi melintas dan melihat adanya proyek pembangunan rabat beton yang berada di Dusun Ragas Desa Katemas sudah rusak parah, terlihat adanya jalan rabat beton yang mengalami pecah dimana-mana, selain itu bangunannya juga sangat-sangat memprihatinkan, pasalnya jalan rabat beton tersebut cornya rusak parah kualitasnya sangat buruk dan rapuh.
Saat dilokasi jalan yang baru selesai di rabat beton, salah satu warga yang melintas dan tidak mau disebutkan namanya, dirinya Menyampaikan,” lah iya mas, jalan ini kan baru selesai di cor baru seumur jagung Saja kondisinya sudah rusak, pecah di mana-mana dan kelihatan rapuh sekali, sudah pasti jalan ini nanti tidak bertahan lama, pemerintah sudah mengeluarkan anggaran untuk pembangunan di tingkat bawah, tapi sayang kualitas bangunannya seperti ini, sayang sekali anggaran suda dibuat bangun tapi hasilnya jelek banget,” Ungkapnya.
Saat dikonfirmasi oleh awak Media terkait proyek rabat beton yang berada di dusun Ragas Desa Katemas, Camat Kembangbahu Sutikno, ia Menyampaikan,” Terkait Kadang-kadang Desa itu begini, Beli ready mix, Beli gak pakek di lab (Laboratorium), sekarang perusahaan banyak yang nakal, ya gak nuduh perusahaan, kadang-kadang desa itu gak ngerti semisal beli K225 bisa jadi dikasih K175 sama perusahaan.
“Nanti kan ada temuan, nanti kan rekomendasi diperbaiki atau bagaimana, saya juga lagi nunggu teman-teman tim monev, nanti kan juga bisa saya laporkan ke dinas PMD, kemudian dinas PMD kesini Laksanakan Monev juga dan rekomendasinya hasilnya tergantung PMD, nanti kan hasilnya bagaimana, kan tidak bisa langsung ke inspektorat nunggu hasilnya,” Ungkapnya.
Tak hanya itu saja, ia juga Menambahkan,” Kalau memang betul-betul ada markup anggaran nanti bisa kita sampaikan ke dinas PMD, Nanti PMD bekerja dilapangan dan biasanya PMD kan monitoring, rujukan dari kita, mana yang desa-desa yang kita ambil dari informasi dari teman-teman media, dan hasilnya bagaimana dan pembinanya bagaimana dari PMD, karena kita tidak sejauh itu karena fungsi kita hanya pengendalian dan pembinaan,” Imbuhnya.
Saat Dihubungi melalui sambungan telepon WhatsApp, Kepala Desa Katemas Mat Rais menyampaikan masih keluar kota.
Kemudian besoknya awak media mencoba menghubungi kembali melalui telepon WhatsApp, namun tidak direspon dan tidak diangkat, hingga berita ini ditayangkan. (BLK)